Minggu, 20 November 2016

Alat Canggih di Bidang Pertanian

Teknologi adalah kumpulan alat, termasuk mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur yang digunakan oleh manusia. Teknologi secara signifikan memengaruhi manusia serta kemampuan spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami mereka. Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau untuk daerah tertentu. Contoh: teknologi informasi, teknologi nuklir, teknologi pertanian, dan teknologi komunikasi.

Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Pada awalnya teknologi dibuat oleh manusia untuk mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan. Dalam 100 tahun ini berbagai teknologi ditemukan oleh manusia mulai berkembang pesat, mulai dari bidang transportasi hingga informasi tidak terkecuali dunia pertanian.

Teknologi pertanian di indonesia semakin bagus saja. Tidak hanya pemerintah dan universitas, bahkan perusahaan swasta pun mulai masuk untuk mengembangkan teknologi di bidang ini. Ini adalah pertanda, bahwa petani indonesia merupakan pasar yang menarik dan siap naik kelas.

Di Indonesia, perkembangan teknologi pertanian sebenarnya sudah sangat lama seperti alat pertanian cangkul, sabit, ani-ani dan alat lainnya sudah dapat menjadi contoh teknologi pertanian, yang pada zamannya sangat membantu kehidupan petani.
Semenjak manusia mengembangkan mesin-mesin pertanian secara perlahan, namun pasti, teknologi pertanian yang sederhana mulai ditinggalkan karena dianggap tidak produktif. Di perdesaan anda dapat menemui handtractor, penggiling padi, hingga tressure sudah digunakan dan dikenal oleh para petani.


Salah satunya adalah sebuah alat panen yang bernama Indo Combine harvester.
Indo Combine Harvester adalah mesin pemanen yang dirancang khusus untuk kondisi tanah di Indonesia. Kondisi saat ini tingkat susut hasil (losses) masih cukup tinggi dan bervariasi yang dipengaruhi oleh musim saat panen, varietas, metode serta sarana panen dan pasca panen yang digunakan. Selama kurun waktu 15 tahun kemudian, tingkat kehilangan hasil masih belum banyak berubah. Susut hasil terjadi pada kegiatan pemanenan, perontokan, pengangkutan, pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pemasaran. Titik kritis kehilangan hasil terjadi pada tahapan pemanenan dan perontokan yang diperkirakan kehilangan pada tahapan tersebut sekitar 10%.

Indo Combine Harvester sendiri salah satu inovatif dari badan penelitian dan pemgembangan pertanian. yang diharapkan dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja dan menurunkan susut panen padi yang sekaligus untuk mendukung program swasembada beras. 

Teknologi untuk menekan susut hasil pada tahapan kegiatan pemanenan dan perontokan telah dilakukan dapat diatasi dengan rekayasa mesin panen padi (Indo Jarwo Transplanter) yang mampu menggabungkan kegiatan potong-angkut-rontok-pembersihan-sortasi-pengantongan dalam satu proses kegiatan yang terkontrol. Adanya proses kegiatan panen yang tergabung dan terkontrol menyebabkan susut hasil yang terjadi hanya sebesar 1,87% atau berada di bawah rata-rata susut hasil metode “gropyokan” (sekitar 10%). Sedangkan tingkat kebersihan gabah panen yang dihasilkan oleh mesin tersebut mencapai 99,5%. Mesin panen padi Indo Combine Harvester yang dioperasikan oleh 1 orang operator dan 2 pembantu mampu menggantikan tenaga kerja panen sekitar 50 HOK/ha. Kapasitas kerja mesin mencapai 5 jam per hektar.

Ciri pembeda mesin panen padi Indo Combine Harvester adalah pada gaya tekan mesin ke permukaan tanah sebesar 0,13 kg/cm2, sedangkan mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg/cm2. Makin kecil nilai gaya tekan mesin ke permukaan tanah akan memperkecil peluang terjadinya mesin terperosok ke dalam tanah. Pertimbangan ini sangat penting karena umumnya kondisi sawah di Indonesia memiliki fasilitas infrastruktur drainasenya kurang baik sehingga tanahnya lembek. Selain itu dengan lebar kerja 1,2 meter Indo Combine Harvester sangat cocok untuk petakan sawah yang sempit.
Sebagai suatu bentuk teknologi usahatani, mesin Indo Jarwo Transplanter  dan Indo Combine Harvester dalam penerapannya juga perlu memperhatikan kondisi sosial-ekonomi-budaya petani setempat. Hal ini untuk menghindari adanya proses penggusuran tenaga kerja petani karena penerapan alat dan mesin pertanian adalah sebagai suplemen, substitutor dan/atau faktor komplemen dalam proses produksi dengan memperhatikan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu pengembangan mesin Indo Jarwo Transplanter  dan Indo Combine Harvester justru diharapkan dapat membuka peluang  bisnis pembibitan padi dan jasa sewa mesin di pedesaan.

Daftar Pustaka
  •  http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=1447&cHash=e6cb0d8fa5248cc9d194f5aa0e7082d2
  • http://erakini.com/teknologi-pertanian/
  • http://apadongnamanya.blogspot.co.id/2016/02/definisi-teknologi-dan-pengertian.html 

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © My Personal Blogs | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net        Up ↑