Teknologi adalah
kumpulan alat, termasuk mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur yang
digunakan oleh manusia. Teknologi secara signifikan memengaruhi manusia
serta kemampuan spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi
dengan lingkungan alami mereka. Istilah ini dapat diterapkan secara umum
atau untuk daerah tertentu. Contoh: teknologi informasi, teknologi
nuklir, teknologi pertanian, dan teknologi komunikasi.
Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik
pada kegiatan pertanian. Pada awalnya teknologi dibuat oleh manusia
untuk mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan. Dalam 100 tahun ini
berbagai teknologi ditemukan oleh manusia mulai berkembang pesat, mulai
dari bidang transportasi hingga informasi tidak terkecuali dunia
pertanian.
Teknologi pertanian di indonesia semakin bagus saja. Tidak hanya
pemerintah dan universitas, bahkan perusahaan swasta pun mulai masuk
untuk mengembangkan teknologi di bidang ini. Ini adalah pertanda, bahwa
petani indonesia merupakan pasar yang menarik dan siap naik kelas.
Semenjak manusia mengembangkan mesin-mesin pertanian secara perlahan, namun pasti, teknologi pertanian yang sederhana mulai ditinggalkan karena dianggap tidak produktif. Di perdesaan anda dapat menemui handtractor, penggiling padi, hingga tressure sudah digunakan dan dikenal oleh para petani.
Salah satunya adalah sebuah alat panen yang bernama Indo Combine harvester.
Indo Combine Harvester adalah mesin
pemanen yang dirancang khusus untuk kondisi tanah di Indonesia. Kondisi
saat ini tingkat susut hasil (losses) masih cukup tinggi dan bervariasi
yang dipengaruhi oleh musim saat panen, varietas, metode serta sarana
panen dan pasca panen yang digunakan. Selama kurun waktu 15 tahun
kemudian, tingkat kehilangan hasil masih belum banyak berubah. Susut
hasil terjadi pada kegiatan pemanenan, perontokan, pengangkutan,
pengeringan, penggilingan, penyimpanan dan pemasaran. Titik kritis
kehilangan hasil terjadi pada tahapan pemanenan dan perontokan yang
diperkirakan kehilangan pada tahapan tersebut sekitar 10%.
Indo Combine Harvester sendiri salah satu inovatif dari badan penelitian dan pemgembangan pertanian. yang diharapkan dapat mengatasi kelangkaan tenaga kerja
dan menurunkan susut panen padi yang sekaligus untuk mendukung program
swasembada beras.
Ciri pembeda mesin panen padi Indo Combine Harvester adalah pada gaya tekan mesin ke permukaan tanah sebesar 0,13 kg/cm2, sedangkan mesin-mesin yang ada di pasaran sebesar 0,20 kg/cm2. Makin kecil nilai gaya tekan mesin ke permukaan tanah akan memperkecil peluang terjadinya mesin terperosok ke dalam tanah. Pertimbangan ini sangat penting karena umumnya kondisi sawah di Indonesia memiliki fasilitas infrastruktur drainasenya kurang baik sehingga tanahnya lembek. Selain itu dengan lebar kerja 1,2 meter Indo Combine Harvester sangat cocok untuk petakan sawah yang sempit.
Sebagai suatu bentuk teknologi usahatani, mesin Indo Jarwo Transplanter dan Indo Combine Harvester dalam penerapannya juga perlu memperhatikan kondisi sosial-ekonomi-budaya petani setempat. Hal ini untuk menghindari adanya proses penggusuran tenaga kerja petani karena penerapan alat dan mesin pertanian adalah sebagai suplemen, substitutor dan/atau faktor komplemen dalam proses produksi dengan memperhatikan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat. Oleh karena itu pengembangan mesin Indo Jarwo Transplanter dan Indo Combine Harvester justru diharapkan dapat membuka peluang bisnis pembibitan padi dan jasa sewa mesin di pedesaan.
Daftar Pustaka
- http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=1447&cHash=e6cb0d8fa5248cc9d194f5aa0e7082d2
- http://erakini.com/teknologi-pertanian/
- http://apadongnamanya.blogspot.co.id/2016/02/definisi-teknologi-dan-pengertian.html